Selasa, 06 Desember 2011

Cerita tentang akhirat

Semakin hari semakin tidak jelas perkembangan iman seseorang muslim. Kenapa? kehidupan dunia telah membuat orang Islam melupakan akherat.

Percaya enggak?

Banyak orang beribadah setiap hari namun tidak pernah tahu makna ibadahnya. Dia hanya bisa menjalankan namun tidak ada penghayatan. Buktinya prilaku umat islam masih dibawah kebenaran ajarannya. Mereka condong ke duniawi. Bukan ke akherat. Walaupun banyak ulama, ustadz memberikan ceramah. Tapi sayangnya ulama-ulama itu malah tidak mengerti sebab urusan dapur mereka saja belum tercukupi.

Untuk itulah menjadi umat Islam sangat sulit selama akal dan hatinya condong ke duniawi. Marilah kita sama-sama menjalankan proses ritual Islam dengan segenap ruhani kita bukan dengan jasmani. Bukankah Islam mengajarkan syariat, hakikat, tarikat dan makrifat? Tapi apa gunanya itu semua kalau umat Islam justru tidak mau tahu. Karena umumnya
mereka lebih merasa senang dengan ibadah shalatnya yang biasa-biasa saja. Orang sengaja mencari kemudahan-kemudahan agar bisa mempermudahkan ibadah, agar ibadah yang khusyu menjadi ringan tanpa perlu pertanggung jawabkan.

Bagaimana Dengan Akherat?

Siapa sih yang percaya dengan akherat? manusia mana yang tahu adanya kehidupan sesudah kematian? Walaupun banyak dalil yang kuat dan shahih tentang akherat. Bahkan di Alqur'an banyak sekali penjelasannya. Tapi kenapa umat Islam justru seakan tidak percaya dengan akherat. Justru seakan malah menjauhkan dan terkesan menggampangkan. Padahal mati merupakan gerbang menuju akherat.

Siapa yang percaya akherat?

yaitu orang-orang yang sudah dibuka pintu hatinya untuk melihat dan meyakini kehidupan sesudah kematian. Orang Islam yang dengan akal dan hatinya ingin bertemu Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam kematiannya. Karena dengan mati kehidupan orang yang yakin kepada Allah akan semakin sempurna. Sangat banyak orang yang rajin beribadah sampai
jidatnya hitam ataupun selalu memakai baju muslim dan kopiah tapi tidak punya keyakinan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Akal dan hatinya masih cenderung mencari kebutuhan hidup di dunia bukan mencari kebutuhan hidup di akherat. inilah sangat paradoks.

Marilah kita memulai dari dalam diri kita untuk benar-benar meyakini tentang akherat dengan segenap rasa cinta yang tulus dan ikhlas kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Insya Allah..

ARTIKEL TERKAIT:

Tidak ada komentar: